I Love You Mbah Wardo


Kampus Telkom itu kampus berjuta umat, cuman kebanyakan umatnya cari tempat makan ditempat elit punya, Ya bisa dibilang penduduknya anak kalangan menengah keatas yang untuk urusan makan susah milih-milih.
Ada suatu Warung Makan (kayaknya sih bukan warteg) yang cukup awesome buat Gue. Warung Makan Mbah Wardo, menu disini ya itu-itu terus tapi semuanya spesial e buset  rempah-rempat yang menyelimuti tiap masakan dan harga yang bisa dibilang sangat murah. Top banget.
Selain rempa-rempah yang jadi unggulan adalah Gudeg, Kangkung, dan Pecel (tiap hari minggu).

Brand Mbah Wardo terbangun begitu saja, tidak ada plang nama bahkan untuk tulisan "warung makan" pun tak ada. Tak jarang setiap lebaran selalu menyediakan menu gratis untuk semua. Pelanggannya tak lagi mahasiswa, keberadaan warung makan yang cukup lama membuat pelanggan yang tadinya mahasiswa kini kembali ke warung Mbah Wardo dengan membawa anak dan istrinya.

Banyak yang bilang kalau warung ini barat perusahaan non profit, banyak pula yang memplesetkan nama Wardo menjadi Warung Dolar. Gimana tidak, selain masakan yang penuh rempah-rempah nan murah, setiap makan disana juga kalau pesan ABC, kadang ditambahin menu D, harganya tetep. Kadang lagi makan dengan menu yang sama di hari yang beda harganya juga kadang berubah, seakan mengikuti kurs dolar. 




Tapi Bro... bukan itu yang bikin Gue nyaman beli makanan disana, lebih kerena Simbahnya, Wardo.
Kasih sayangnya, cara ngobrolnya bikin kangen sama Mbah dirumah (waktu itu Mbah masih ada), sosok Mbah Wardo hadir dalam cintanya untuk para mas mbak mahasiswa. Sentuhan tangan Mbah Wardo yang menepuk pundak memancing memori akan kenangan masalalu bersama Mbah muncul lagi.

Beberapa waktu silam terlihat pajangan souvenir "Barcelona" mungkin kalo pelanggan baru liat,
"wah SiMbah udah pernah ke Barcelona"
tapi Gue liat nih kalo souventir Barca ini asalnya dari yang jadi runerup University Mobile Challenge 2015 di Barcelona beberapa waktu silam.

Mungkin Mbah Wardo tidak pernah berkunjung ke Barcelona, namun semangatnya Mbah Wardo bisa sampai kesana, bahkan kepenjuru dunia dimana pelanggan setia Mbah Wardo berada

Brand yang dibentuk secara kekeluargaan ini membantuk suatu yang tak mudah dilupakan, layanan berupa "penghilang rasa kangen rumah" menambah tingkat loyalitas pelanggan yang begitu tinggi, Kesederhanaan, keramahan, dan kasih sayang layaknya nenek desa.
I Love You Mbah Wardo, (hug.... hug... hug...)

Yang bikin Gue suka sama Bandung itu satu, karena walikotanya: dua, karena kampusnya: tiga, karena Mbah Wardo :D

Comments

Popular posts from this blog

Berbekal La Haula wa La Quwwata illa billah

Tutorial Blog student.telkomuniversity -Terbaru-

700 Days the Battle of Us vs the police OST