Posts

Showing posts from 2016

Sungguh PeDe Sekali!

Sungguh PeDe sekali Orang yang ketika Idul Fitri Merasa sudah suci Dosa-dosa tak bersisa lagi Dan kembali seperti bayi Padahal ia puasa sekedar ikut tradisi Shalat tarawih cuma beberapa hari Baca Qur’an hanya sesekali Sedekahnya ingin dipuji Larangan agama pun tak dijauhi Lailatul Qadar, ia tak peduli Sibuk pikirkan gaji bulan ini Katanya untuk baju anak-istri Kalau halnya begini Mungkinkah dosa-dosa diampuni? Eh, ketika Idul Fitri Ia merasa sudah suci Dosa-dosa tak bersisa lagi Dan kembali seperti bayi Sungguh PeDe sekali *** Penulis: Ustadz Yulian Purnama

Kode Etik Ikhwan Akhwat?

Agak lucu ketika saya menulis judul ini. Dimana ketika menulis "kode etik ikhwan dan akhwat" mungkin diluar sana akan ada yang mempresepsikan hanya untuk "ikhwan" dan "akhwat" (aktifis dakwah atau semacamnya). Namun tidak, belakangan ini saya tidak suka membedakan mereka yang ada di lingkaran maupun mereka yang diluar lingkaran, sama saja. Terlalu diskriminatif, pada mereka yang punya hak sama. Ok, kita masuk ke pembahasan. Banyak diantara kita terutama saya menitik beratikan kepada para aktivis dakwah (aktiv di karang taruna juga seorang "aktivis") banyak saya jumpai kasus pacaran, Hubungan tanpa status, atau bahkan semisal adanya komunikasi yang tidak ada "poin"nya. Sudah khatam bagi kita yang telah melalui umur berkepala dua untuk paham mana itu hasrat cinta mana itu tuntutan komunikasi. Cuma apakah pikiran dan hati kita sudah berumur dewasa untuk menanggapi hal tersebut sedangkan yang terserang dengan bisikan lembut adalah hati

Pemimpin Pemimpi

Pemimpin gagal adalah yang menganggap kritik sebagai musuh, Pengkritik gagal adalah mereka yang merasa lebih dari pemimpinnya. bahkan kebaikan dan kebanaranpun akan ada yang membenci, dan bahkan kejahatan dan kesalahanpun akan ada yang menyukai. Lalu apakah arti kebenaran? Jika manusia yang tempat berbuat salah mengartikan kebenaran menurut logikanya? Lalu apakah arti kebaikan? Jika manusia yang punya kodrat berbut kerusakan mengartikan kebaikan dengan logikanya? Lalu apa arti kesombonganmu? Jika ia hanya seorang hamba yang tercipta dari saripati tanah? Aku ingin Aku ingin bersadar, berserah, bertunduk, berpatuh. pun dengan kesadaran untuk memulaiya pun butuh berjuangan untuk memulainya

just DO it

Image
Kalau pengalaman adalah guru terbaik, Lalu kenapa tak ku jadikan kau sebagai guruku dari dulu. (bahwa melakukan, dan melakukan dalah pembelajaran)

Aku bukan seorang anak pembisnis

Ayahku adalah seorang PNS biasa Bukan pejabat ,bukan orang yang berbisnis Beliau hanya seorang berkumis dan mendapat gaji tiap bulan Ayah memaksa kita bisa berbisnis mengajarkan anak dan istrinya berbisnis bukan karna kita berdarah cina tapi ini salah satu jalannya Jalan menuju level tertinggi manusia manusia dengan manusia, dan oleh juga Allah Subhanahu Wa ta'ala Berbisnis untuk menghidupi keluarga Berbisnis untuk membeli surga-Nya oh sudahlah... jenaka sekali pikirku

Dengan siapa kau bercerita?

Image
"tak mudah bercerita indah, bahkan sekedar untuk bercerita cerita indah"

Ber "damai" dengan masalah

Image
Hidup adalah kumpulan puzzle permsalahan Pula punya banyak kombinasi penyelesaian Ketika perjuangan bukanlah ada karna problematika Maka apalah arti dari sebuah perjuangan  Ini bukalan sajak yang bisa membuatmu bahagia Metafora dari pilihan cara "damai" dengan problematika Dimana uang bisa membungkam dan berkuasa bahkan direstui oleh kebanyakan kita Dimana validitas menjadi sebuah rekayasa generasi muda bahkan membudaya berdalih menolong sesama Dimana pintu belakang mejadi wajib ada di gedung negara bahkan formal jika jatah masih ada. Pilihan adalah pilihan tak ada yang namanya kesempurnaan selain-Nya tapi aku yakin ada yang tidak tepat dari perdamaian yang kita perjuangkan perdamaian yang dikomersialkan sila ke tiga yang tak berdasar sila pertama Bahwa Allah lah Yang Maha Kuasa  Dia dapat mencabut masalah kita hingga kawan sampaikan salam hangat bagi kita "semoga damai disana"

Menjadi Diri Sendiri

kadang aku bertanya, "Menjadi diri sendiri apakah masuk kedalam jenis Ego manusia yang terbungkus manis dalam tiap kemenangan konsep ideologi yang dianutnya?" Lalu apakah dunia membutuhkan kau yang menjadi "Diri Sendiri"? pun sama dengan Apakah dunia membutuhkan kau yang menjadi "Orang Lain"  Kita hanya perlu menjadi manusia cerdas, bukan menguatkan ego dan bukan terjangkit latah.

Sebagai yang terpilih

Image
Ist : Kenapa kau memilihku? Su : Bukan. Bukan Aku yang memilih, Aku hanya berusaha dan Tuhan memilihkannya untukku.

Menghargai Kegagalan

Image
menghargai itu bukan sekedar tentang keberhasilan menghargai kegagalan sebagai bentuk perjuangan  lalu, menjadikannya sebagai sebuah lompatan keberhasilan lain

NAMA

Image
Terlahir dengan nama Choirul Rizal Fauzi tidak mudah buat gw dapet nama penggilan "Fauzi", Siapa yang peduli? Bahkan ketika ini pun tertulis di Blog, dan bisa diakses oleh orang di seluruh dunia lalu siapa yang peduli? Sejenak gw sadar, Kenapa semua itu terjadi. Sejenak gw sadar, Selama ini gw jadi peran yang lain. Nama kecil "Bejo Raharjo", "Panjul" tidak serta merta menjadi populer bahkan dikalangan keluarga. Nama Fauzi sejak kecilpun tidak mudah ada di telinga anak-anak lingkungan pada masa itu, mereka lebih mengenal gw sebagai "fau-JI" atau panggilan ledekan lain. sekali lagi siapa orang peduli? bahkan nama Fauzi yg dibangun hampir 12 tahun, seakan bertambah memudar seiring datangnya nama "Choirul" sebagai panggilan baru... Sekali lagi, gw gagal. terbentuklah pribadi yg gak asik, gak punya identitas, krn gw jg pengin menjadi "Rizal". Cih, siapa orang peduli. Bahkan mungkin dikemudian hari, Dihari dimana

SALING MENCARI

Image
Kisah ini adalah tentang dua orang anak manusia yang melakukan pencarian. Masing-masing melakukan perjalanan panjang, berliku, penuh dengan pertanyaan. Kita tidak pernah akan tahu siapa yang ternyata mencari kita sampai kita bertemu dengan orang tersebut. Kita tidak akan pernah tahu siapa yang ternyata diam-diam mendoakan kita menjadi takdirnya sampai kita bertemu dengan orang tersebut. Kita semua bergerak melakukan perjalanan dengan cara kita masing-masing, mencari dengan cara kita masing-masing, bertemu dengan caranya masing-masing. Ada yang tidak tahu (si)apa yang sebenarnya ia cari, ada yang tahu persis tentang (si)apa yang ia cari. Ada yang menempuh jalan terang benderang, ada yang harus melewati kegelapan. Meraba-raba dengan tangannya. Kita semua digerakkan oleh keadaan. Digerakkan oleh usia yang beranjak naik, digerakan oleh kehidupan yang terus berganti. Meski kita ingin berhenti, alam membuat langkah kaki kita tidak bisa berhenti lama. Hanya sebentar, sejenak. Kita

-Tamparan Waktu-

-Tamparan Waktu- Langkah, nafas, kahidupan Bertapak dan membekas tiap-tiap mili detiknya Sesekali berhenti, menegak segelas asa Sesekali melihat peta, menemukan titik cita-cita Gagasan atas perubahan yang terpekik lantang Memperjuangkan kebebasan semalaman Kebebasan menutup waktu yang tertinggalkan dan berjalan diagonal Kita semua tau kawan, Waktu telah berlalu begitu berat untuk bahkan  secangkir beras dan Tuhan seakan berbohong atas semua kemudahan dan...perut ini lebih luas dari kebohongan Tuhan. Bukan. Bahwa pesta tahun bukanlan awal atau akhir Bahwa kau hanya mengawasi dan melupakan sang waktu Bahwa ke"naif"an tlah merefleksi diri jadi kecemburuan tanpa hak Berpulang, lupa, dan hidup seperti biasanya.