Optimalisasi Hasil
Kepuasan kerja berimplikasi dengan hasil kinerja kita atas sebuah tujuan yang kita kerjakan (usahakan). Menurut Malayu Hasibuan (2006:41)kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental yang dilakukan seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan. Sedangkan menurut Osborn (1985:4) mengatakan bahwa “kerja adalah kegiatan yang menghasilkan suatu nilai bagi orang lain”
Dari hal diatas otomatis sebagai manusia yang bersetatus HIDUP pasti akan melakukan kegiatan, interaksi, dan bekerja entah itu sesuai dengan cita-cita atau hanya keterpaksaan kehidupan. Semua itu akan membuahkan yang namanya HASIL, dan tentunya nilai dari sebuah hasil akan menyesuaikan variabel yang dimasukan kedalamnya.
Namun ada satu yang unik bahwa dari rank 0-100 berapapun nilai sebuah HASIL akan selalu bisa dipelajari, dan tentunya akan bisa diperbaiki jika kita tau kekurangannya. Kita dapat belajar dari HASIL1 untuk memperoleh HASIL2.Winkel (dikutip oleh Purwanto, 2010) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Dari hal diatas otomatis sebagai manusia yang bersetatus HIDUP pasti akan melakukan kegiatan, interaksi, dan bekerja entah itu sesuai dengan cita-cita atau hanya keterpaksaan kehidupan. Semua itu akan membuahkan yang namanya HASIL, dan tentunya nilai dari sebuah hasil akan menyesuaikan variabel yang dimasukan kedalamnya.
Namun ada satu yang unik bahwa dari rank 0-100 berapapun nilai sebuah HASIL akan selalu bisa dipelajari, dan tentunya akan bisa diperbaiki jika kita tau kekurangannya. Kita dapat belajar dari HASIL1 untuk memperoleh HASIL2.Winkel (dikutip oleh Purwanto, 2010) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Dalam pencariannya Gw nemuin buku ini: Judulnya "INI" -_- *becanda
Buku yang berjudul “MOTISAKTI, motivasi yang bikin kamu sakti” ditulis oleh Zen el-Fuad, Motivator Sinergi Semesta. tertulis jelas di cover depan:
“Tetaplah bergerak, sebab di balik frustasi ada prestasi, dan di balik masalah ada solusi. Biarkan kakimu melangkah menuju kesuksesan hakiki”.
H = (I x P x K)^T
H = Hasil (Terwujudnya Impian, Tercapainya yg diimpikan)I = Impian
P = Pedoman
K = Kemampuan
T = Tawakal
tanda ^ = pangkat
tanda x = kali
Hasil (Terwujudnya Impian)
Kita semua tentunya ingin agar setiap impian kita dapat terwujud. Dengan kata lain, kita ingin agar kualitas nilai H (Terwujudnya Impian) kita setinggi mungkin.Dari rumus di atas menunjukkan bahwa terwujudnya impian kita sangat bergantung dari 4 hal, yaitu : Bagaimana kualitas nilai Impian, Pedoman, Kemampuan, dan Tawakal kita. Seberapa besar nilai I, P, K, dan T kita.
Misalkan :
Nilai I, P, T kita bagus, tapi K kita nol, tentu saja hasilnya akan nol.
Nilai I, P, K kita bagus, tapi T (Tawakal) kita kecil sekali, maka Hasilnya (H) tentu akan kecil.
IMPIAN (I)
Impian yang baik (kualitas nilainya tinggi) adalah impian yang jelas dan fokus, bernuansa dunia dan akherat, serta memberikan banyak manfaat bagi sebanyak mungkin orang (otomatis diri sendiri akan terkait didalamnya).
Karena ia harus dibayar dengan berlalunya waktu penuh kesempatan untuk mencapai kemajuan.Bukankah untuk segala sesuatu ada waktunya? Ada waktu untuk menabur impian kita, dan ada waktu untuk bekerja untuk mencapainya.
PEDOMAN (P)
Pedoman artinya “PEMAHAMAN KITA” tentang makna dan ikhtiar kesuksesan (usaha untuk sukses), maksudnya pemahaman kita tentang bagaimana dapat sukses dengan jalan yang benar.Jadi pedoman adalah apa pun yang kita fahami dan yakini, dan apa pun yang ada dalam logika pikiran bawah sadar kita.
Nilai Pedoman yang maksimal dapat kita raih melalui pembelajaran hidup,misalnya melalui keluarga, pengalaman-pengalaman kita, lingkungan kita, orang-orang di sekitar kita, Al-Qur’an, as-Sunnah, sirah, juga buku-buku atau referensi yang berkualitas.
Semakin tinggi pemahaman kita, maka kualitas nilai P akan semakin tinggi, tentu saja H juga semakin tinggi.
KEMAMPUAN (K)
Kemampuan berbeda dengan Pedoman.Jika pedoman bernuansa TEORI dan keilmuan, sedangkan kemampuan bernuansa AKSI dan pengalaman.
Kemampuan bermakna sudah sejauh mana kita memperjuangkan pedoman yang kita yakini tersebut. Maksudnya sudah sejauh mana kita melaksanakan, mengamalkan, menerapkan semua teori dan ilmu yang kita fahami dan yakini tsb.
Jadi Kemampuan adalah apa pun yang sudah kita KERJAKAN berdasarkan keyakinan kita (pedoman kita).
Untuk meningkatkan kemampuan kita, maka kita harus selalu beraksi (praktek) dan menambah skill, menambah pengetahuan, pemahaman dan keyakinan kita melalui berbagai pedoman kehidupan yang benar.
TAWAKAL (T)
Tawakal artinya menyerahkan semuanya kepada Allah.Bertawakal yang baik tidak hanya diekspresikan setelah kita berusaha, tetapi meliputi keseluruhannya baik ketika AKAN, SEDANG, maupun SETELAH berusaha.
Allah berfirman :
“ . . . . . apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” : Q.S. Ali 'Imran [3] ayat 159.
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. . . .” : Q.S. Ath-Talaq [65] ayat 3.
Jadi, yang namanya tawakal itu sudah dimulai sejak kita membulatkan tekad, yaitu sejak kita menetapkan impian-impian kita. Dan senantiasa bertawakal ketika kita sedang berusaha mengejar impian-impian itu, maupun setelah berusaha.
Comments
Post a Comment