Falsafah Nasi Goreng

Assalamu'alaikum sadayana..
Ada cerita dari salah satu dosen favorit Saya di Senin sore ini. Falsafah Nasi Goreng. Begini ceritanya,
Ada anak bimbingan ( sebut saja Herdi) dari Teknik Informatika mendapat dosen saya yang pada dasarnya mengajar Teknik Computer, ah sampai disini belum ada masalah, sampai pada akhirnya satu tahun pertama bimbingan dosen Saya tidak meperbolehkan Herdi untuk sidang sebabnya jelas dia belum bisa membuat TA-nya secara sistematis. Dimarahi juga tak menyelesaikan masalah, yang seharusnya di Bab 3 dimasukan ke Bab 2 ataupun sebaliknya.
Sebenarnya alat yang dia buat lumayan keren menurutku, sistem keamanan dan monitoring rumah dengan cctv yang bisa di akses melalui mobile, dialat itu pula kita dapat mengkontrol rumah seperti mematikan dan menghidupkan lampu rumah dengan hanya menggunakan perangkat mobile.
Lalu bagaimana sampai tidak diizinkan untuk sidang? 
Barang yang seharusnya sudah jadi apa lagi buatan sendiri seharusnya bisa dijabarkan, diceritakan dalam bentuk TA yang benar tapi Herdi mengalami kendala disitu. Bang Herdi meminta solusi terbaik, namun dosenku menyuruhnya untuk membuat resep untuk Nasi Goreng.
Looh kok nasi goreng? Simak aja cerita selanjutnya...
Falsafah                                                                                                                           Nasi Goreng
Tulis bagaimana langkah-langak membuat nasi goreng! Herdipun langsung menuliskan cara-caranya,

#Bahan#Alat
   Nasi       Wajan
   Minyak Goreng                            Kompor
   Bumbu
   Bawang 


Cara memasak:

  1. Panaskan minyak goreng kemudian masukan bumbu, maukan nasi, aduk hingga matang. Selesai.

"sudah selesai? gak ada yang ditambah lagi?" dosenku menimpali
"sudah"
"oh gak pakai telor?"
"terus bawang itu bukan bumbu?"
"kamu ngaduk pakei tangan?"
"Pantesan TA kamu TAWAR" Dengan nada sinis kepada Herdi yang hanya terdiam dan merenunginya..
"garam, kecap,dan bumbu lainya gak dipakai?"

Kali ini Bang Herdi meresapi nasihat NASI GORENG ini dengan mendalam, dia sadar..
bahwa semuanya ada urutan-urutannya, kita harus mengerjakan sesuatu dengan Step by Step.

bahwa yang membedaan seseorang dengan orang lainnya adalah "TASTE" rasanya..
Lalu bagaimana cara kita membuat tugas kita memiliki rasa yang sangat enak untuk orang lain, telurnya telur apa?, jumlahnya berapa? dimasak berapa lama? pakai nasi apa? bagaimana cara memasaknya? bumbunya bikin sendiri apa yang beli? tentunya kalau bikin sendiri akan lebih enak (lebih detail) bawangnya berapa, cabai, garam, dsb. Detail, semakin detail semakin kita paham apa yang kita buat.
Kalau kalian berfikir ingin membuat sesuatu yang paling enak maka akan harus berfikir berfikir detail

"Anda mengerjakan sesuatu itu selalu berurutan, Itulah gunanya Anda kuliah dari semester 1, 2. 3, dst, ada juga mata kuliah prasyarat."
Di akhir cerita akhirnya setelah Herdi mendapat ilham dari Bu Dosen akhirnya dia berhasil dengan baik untuk TAnya.
Mungkin dia bisa tetap ikut TA dengan bab yang aburadulnya namun dia akan dihajar habis-habisan, kalaupun lulus dia tidak akan mendapat palajaran untuk merubah hidupnya lebih baik.
Yang menentukan Anda sukses atau tidak adalah bagaimana kalian membawa diri kalian, Dibully? lihat beberapa tahun kedepan akan jadi orang atau tidak, mereke yang dibully karena mimpi besarnya lebih terhormat daripada kalian yang sok dengan yang menganggap remeh mimpi orang yang dirasa tidak memungkinkan.

Hidup itu bisa mak pleeeeek, kebalik. yang tadinya diatas bisa juga langsung kebawah. Jangan pernah sekali-kali kalian meng DOWNGRADE diri kalian sendiri.
Sekian dari saya, nama Bang Herdi hanyalah perumpamaan, dan mahasiswanyapun uan dari kampus tercinta saya. 
Semoga kalian dapat mengambil manfaat darinya, wassalamu'alaikum wr. wb.


Comments

Popular posts from this blog

Berbekal La Haula wa La Quwwata illa billah

Tutorial Blog student.telkomuniversity -Terbaru-

700 Days the Battle of Us vs the police OST